bisnis paling gratis TheHack3r.com

Kisah Pejuang Taliban Dalam Film Dokumenter Behind Enemy Lines

Sebuah film dokumenter yang menceritakan sisi lain dari perang Afghanistan berhasil didokumentasikan oleh jurnalis Norwegia bernama Paul Refsdal.

Rekaman video yang diberi judul Behind Enemy Lines tersebut mengisahkan kehidupan sang jurnalis bersama para mujahidin Taliban dari belakang medan perang.

Di film tersebut diperlihatkan bagaimana para militan Taliban menyerang konvoi pasukan Amerika Serikat di jalan dari balik gunung yang tersembunyi.
Film itu juga memperlihatkan sisi lembut para pejuang Afghanistan yang sedang bersenandung, membaca AlQuran dan menyisir rambut mereka yang panjang.

Namun perjalanan sang jurnalis Refsdal bukanlah bebas risiko.

Di suatu waktu, sekelompok kecil Mujahidin terlibat baku tembak dengan pesawat AS AC130, sebuah pesawat transportasi yang dilengkapi senjata mesin dan roket.

Di akhir film dokumenter, Paul Refsdal menjelaskan bagaimana saat ia diculik oleh sekelompok militan lain, namun akhirnya ia dibebaskan enam hari kemudian.

Film tersebut dimulai dengan penjelasan Paul Refsdal bagaimana awalnya ia menunggu waktu selama 7 minggu di Kabul guna izin bergabung dengan Dawran, seorang komandan pasukan jihad di bagian timur Afghanistan.

Ada adegan tegang saat ia pertama kali kontak dengan kelompok, dimana para pejuang Taliban menutupi wajah dari kamera.

Dia menggambarkan hal ini sebagai 'titik tanpa balik' dan berkata: 'Pada saat itu aku harus menyapa mereka dan mempercayai bahwa mereka bukan kelompok fanatik"

"Jika Taliban mencurigai saya sedang memata-matai mereka tentunya mereka akan membunuh saya"

Seorang dengan senjata berat tampak cemberut di depan kamera, namun pada hari ke dua mereka mulai kembali bersikap normal.

Ia diperkenalkan dengan Komandan kelompok itu, Dawran, dengan rambut dan jenggot panjang, yang tinggal di rumah dari tanah liat bersama istri dan tiga anak kecil.

Dawran memimpin kelompoknya dalam diskusi agama, sholat dan taktik sebelum memulai serangan dari balik bukit terhadap kendaraan tentara Amerika.

Serangan itu berlangsung dengan iringan suara diskusi melalui radio dengan kelompok yang ada di jalan aspal yang sering dilalui oleh tentara Amerika.

Di radio terdengar, seorang komandan berkata "Allah membuat musuh-musuh kita binasa. Aku berlindung kepada Allah. Allah membuat mujahidin menang. "

Lalu terdengar suara keras "gunakan peluncur roket Rafiq, tembakkan roket".

Sementara itu, anak buah Dawran menggunakan senjata mesin kaliber berat untuk menyerang kendaraan lapis baja Humvee, dan ternyata berhasil menghancurkan satu lapis baja.

Mereka merayakan dengan tembakan salto dan terdengar suara nasyid dari radio.

Dawran mengatakan ada 80 pejuang terlibat dalam serangan sembari memperlihatkan putra dan putrinya.

Refsdal mengatakan bahwa kepala Dawran dihargai $400,000, dan sang komandan sendiri menceritakan bagaimana dia hampir mati oleh seorang penghianat.

Kemudian keadaan menjadi bahaya dimana terdengar adanya kedatangan pesawat tempur Amerika di dekat mereka.

Selama malam, para pejuang melarikan diri ke pegunungan tempat mereka menyembunyikan diri.

Dan hari berikutnya pasukan khusus AS berhasil melancarkan serangan di rumah wakil Dawran, membunuhnya berikut selusin pejuang dan kerabat.

Refsdal diminta kembali ke Kabul.

Di akhir film, jurnalis menceritakan bahwa ia tergoda kembali ke bukit tapi yang terjadi malah ia diculik pejuang lain bernama Omar, namun akhirnya ia dibebaskan enam hari kemudian.
Penasaran dengan film ini? silahkan nikmat video nya disini Behind Enemy Lines : Film Dokumenter Tentang Mujahidin Afghanistan




Sumber : http://www.dakdem.com/artikel-bebas/19-artikel-bebas/597-kisah-pejuang-taliban-dalam-film-dokumenter-behind-enemy-lines

Komentar :

ada 0 komentar ke “Kisah Pejuang Taliban Dalam Film Dokumenter Behind Enemy Lines”

Posting Komentar